Rabu, 09 Maret 2016

Dosa


Oleh : Santi

Dosa menikam nurani, mengubur jiwa,
menjelma meresahkan hati,
menjauhkan diri dari Ilahi.
Dosa seakan mencabut akar-akar kehidupan manusia.
Hidup mencoba merobek benteng hati,
mematikan rasa syukur pada Ilahi,
membanting akal mendekati ajal.

Nestapa



Nestapa, dosa-dosa membukit sudah.
Rukuk dan sujud, terkubur dan lenyap.
Terkubur oleh gemerlap-gemerlap kenistaan.
Kilauan dunia, butakan pandangan keabadian.
Keabadian melesat, jasad jungkir balikkan dunia.
Nestapa, do’a dan dzikir terasa pahit.
Do’a hanyalah tanda kerendahan.
Rendah, dikala dunia telah tergenggam.
Tergenggam oleh tangan-tangan kedurhakaan.
Nestapa, rentetan kalimat wahyu sudah tak bermakna.
Kalimat wahyu hanya kotori jari-jari mutiara.
Mulut-mulut kemurkaan terasa kaku untuk bersua.
Suara terdengar hanya untuk rentetan angka.
Nestapa, rukuk dan sujud terwujud saat murka ilahi menghadang.
Do’a dan dzikir terlontar saat sang Hakim Lemparkan kemelaratan.
Kalimat wahyu terdengar saat jiwa tiba waktunya

Oleh : Edy SS

Dengarkan

Oleh : Mesi

Dengarkan bila mereka bertuah.
Simak bila mereka berucap.
Tak usah kau bantah.
Biarpun salah, dengarkan.
Itu wujud penghormatanmu.
Jika tidak.
Kau tak akan bermakna.
Hidupmu tak akan berguna Dengan sisa-sisa.

Meratap Kesunyian Malam

Oleh: Mesi Marsita

Dalam kesunyian aku meratap.
Dalam kegelapan lamunanku menerawang.
Jauh, jauh tak berarah.
Terpikir, pantaskah aku dengan semua amalanku,
Semua nistaku.
Ingin memasukinya.
Tetapi tidak rasanya.
Aku tak seperti mereka.
Dimuliakan.

Mencari Tuhan


Beratus kali jari-jari tangan bergerak lincah membuka lembar demi lembar tumpukan kertas diatas meja merah kecoklatan dan disinari dengan terangnya lampu Philips 15 Watt. Puluhan buku berserakan, kamar tidur tak ubahnya dengan Tempat Pembuangan Sampah.
“wechh…. Rajin banget lho bacanya Ed” tanya adin sahabatnya
“aku tak membaca, ada sesuatu yang inginku cari!?”
“tugas kuliah??” adin kembali bertanya
 “TUHAN”
Seakan tak percaya, sahabatnya itu hanya tertawa dan berbaring diatas karpet biru yang dipenuhi dengan buku-buku kosong yang tak memiliki sepatah katapun didalamnya,, ya seperti itulah dikatakan edy.
Sudah seharian, namun yang dicari tak juga didapatkan, buku yang berjejer diatas rak, kini berpindah tempat kedalam sebuah karung padi,
“percuma aku beli buku sebanyak ini, namun tak berguna sama sekali”
“mau kau bawa kemana buku-buku itu” tanya adin setelah bangun dari pembaringannya
“buang”
“jangan dibuang langsung dibakar aja” nyahut adin sambil berjalan keluar meninggalkan sahabatnya itu dengan buku-bukunya.
Dalam kesendiriannya dan tak ingin menyerah untuk mencari “dimana aku harus mencari-Mu, kenapa KAU saja yang tak tampakkan dirimu dihadapanku” ketidak puasan serta pencarian yang tak berujung, hati menjadi lemah, karena ratusan pasukan kerajaan akal siap untuk menyerang. Hanya beberapa menit saja hati tak akan mampu lagi untuk bertahan.
“Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal tuhanmu>:”>:’.;’’.;;’.,Allah SWT yang memilki kuasa mengatur Alam maka pelajarilah.;’’ ”:>>.,;’./,  tafakkur (pahami, teliti)lah makhluk ciptaanku, jangan pernah kau mentafakkuri-AKU”
Seakan tubuh kekar ini menjadi puing-puing berserakan , telinga tak mampu menahan kata-kata, mata seakan terbakar oleh secuil cahaya. Tidur kilat itu, memberikan jawaban dalam pencarian yang melelahkan ini. Dengan jelas masih teringat rentetan kalimat itu. Bersujud sebagai tanda keberhasilannya mencari TUHAN… ternyata tuhan tidak ada dalam buku.
apakah itu suara TUHAN”
“TUHAN ada dalam mimpi”

“hmmmm,,, berarti pencarianku belum selesai”
UPACARA KEMERDEKAAN,DISELIMUTI KEHARUAN

Suara Mahasiswa: Puluhan mahasiswa STAI dan STKIP Al-Amin Dompu dan seluruh peserta upacara dengan penuh Khidmat dan keharuan mengikuti seluruh prosesi upacara Bendera yang diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Dompu, Minggu, 17 Agustus 2014.
Suasana keharuan sudah terlihat dari awal proses upacara diselenggarakan, dan puncaknya adalah pada saat team Paskibraka mengibarkan  Bendera Merah-Putih yang diiringan dengan dilantunkannya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Rubiatun mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi di STKIP Al-Amin mengaku sangat terharu dengan pelaksanaan acara 17 Agustus tahun ini, “Setiap tahunnya saya selalu mengikuti upacara bendera 17 agustus, dan upacara kali ini yang membuat saya menangis”. Saat ditanya, apakah ada yang berbeda proses pelaksanaan upacara bendera tahun ini dengan beberapa tahun sebelumnya, Mahasiswi asal Desa Tembalae ini mengaku tidak ada perbedaan dalam proses pelaksanaannya, yang membuatnya berbeda adalah tumbuhnya kesadaran akan arti perjuangan itu sendiri “jika membayangkan akan kegigihan perjuangan para pahlawan kita dulu, itu membuat saya menangis”Ucapnya.
“17 Agustus merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, dimana 69 tahun yang lalu bangsa kita ini mulai terbebas dari segala bentuk penindasan dan penjajahan yang tidak berkeadilan dari kaum penjajah, dengan mengorbankan jiwa dan raga nya para pahlawan dengan penuh kegagahan dan keberanian serta semangat yang berkobar untuk berjuang demi kemerdekaan ini, jika kita sadar akan hal itu, maka sudah sepatutnyalah kita mengenang pengorbanan tersebut” tandas Habil mahasiswa STAI Al-Amin pada media suara mahasiswa.

Mahasiswa fakultas Tarbiyah ini juga menambahkan bahwa nilai perjuangan yang ada pada generasi muda saat ini sudah sangat menipis dan bahkan hilang, pemerintah dan seluruh masyarakat yang sadar akan hal itu harus secepatnya mengambil tindakan “ini sangat memprihatinkan dan harus segera ditanggulangi” tandasnya lantang.(SM. edyss)*

OSPEK, MAHASISWA BARU DIMINTA OPTIMIS

Suara Mahasiswa: Hajatan Orientasi Studi Pengenalan Kampus (OSPEK) periode 2014/2015 di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al-Amin Dompu diselenggarakan, tepatnya pada tanggal 13-14 September 2014 lalu. kegiatan tahunan itu berjalan cukup semarak, meskipun dengan jumlah peserta tidak begitu banyak, namun dipastikan keberadaannya cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut terbukti dengan jumlah mahasiswa baru yang terdaftar saat ini adalah lima puluh lima (55) orang, sedangkan tahun lalu hanya sekitar dua puluh-an saja untuk di kampus induknya di kota Dompu. Ini merupakan awal dari babak baru kembalinya kejayaan sekolah tinggi milik H. Muhammad Amin, M.M.Pd. tersebut. Seperti halnya yang dikatakan Didi Pati, S.Pd. wakil ketua bidang kemahasiswaan (Puket III) dalam sambutannya pada acara pembukaan Ospek mewakili pengurus kampus bahwa saat ini seluruh jajaran pengurus kampus Al-Amin tengah berusaha melakukan sosialisasi tentang fakta keberadaan Al-Amin dari berbagai isu yang tengah berkembang di masyarakat selama ini yaitu dengan memaparkan  berbagai fakta akan keberberhasilan Alumni Al-Amin, diantaranya yaitu banyaknya atau tepatnya 58 orang Mahasiswa Jebolan Al-Amin yang telah lolos Kategori II (K-II) pada tahun 2014 serta adanya Alumni bahkan masih ada yang beridentitas mahasiswa yang telah mampu mendirikan Lembaga Pendidikan Swasta baik Tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, itu semua merupakan bukti bahwa jebolan Al-Amin benar-benar berkualitas dan diakui oleh Pemerintah.
Lagi dalam sambutannya, Didi menambahkan, “saya berharap adik-adik maba tidak pesimis karena melihat hanya segelintir mahasiswa yang ikut dalam ospek ini, karena meskipun mahasiswanya sedikit kami akan mengupayakan yang terbaik untuk adik-adik. Tapi ingat, adik-adik juga harus tetap optimis dan berusaha menjadi mahasiswa yang bukan sekedar nama di kartu mahasiswanya nanti melainkan mahasiswa dengan kualitas yang benar adanya.”
Dan untuk panitia sendiri yang diketuai Muhammad Aulia, S.Sos.I. bersama Jumardin, Mesi Marsita (Matematika), Abdul Habil (Siaran Komunikasi Islam), Mira Ariati, Sudirman, Imran, Muhammad Yusuf (Pendidikan Agama Islam), dan Rubiatun (Biologi) dari pengalaman ospek dan organisasi yang mereka geluti selama kuliah telah mampu memberikan kesan baik yang di dalamnya diisi dengan berbagai kegiatan yang tentunya mendidik bagi adik-adik maba  untuk siap memulai ekspedisi baru sebagai mahasiswa. Mereka telah merancang jadwal  kegiatan dengan full kegiatan, ini dimaksudkan meskipun mabanya sedikit tapi mampu memberikan pengajaran yang baik  dalam melatih mental, menstimulasi kemauan dalam belajar kelak dengan penyampaian materi dari kelima instruktur yaitu Abdul Haris, S.Pd.,M.Kes.(Orientasi Kampus), Edy Susanto, S.Pd.I.(Kemahasiswaan dan Keorganisasian), Ilyas Yasin, S.Ag.,M.M.Pd. (Mahasiswa dan  Otonomi Kampus), Muhammad Amin, M.Pd.(Mahasiswa dan Demokrasi),  kemudian Muhammad Aulia, S.Sos.I.(Sejarah Perjuangan dan Pergerakan Mahasiswa). Selain pengetahuan yang disajikan tersebut panitia juga menyediakan sanksi dan permainan yang mendidik bagi Maba. Hal tersebut diungkap Rubiatun dalam wawancara bersama awak media suara mahasiswa, “kami dari kepantiaan sengaja bermain full dalam pelaksanaan ospek ini, karena meskipun dilaksanakan dua hari tapi benar-benar berkesan baik dalam lingkup pengetahuan maupun kedisiplinan serta games yang menghibur sekaligus mendidik.” Ungkap mahasiswa semester VII jurusan Biologi tersebut.
Dari pantauan awak media suara mahasiswa pun membenarkan keterangan salah satu panitia asal Desa Ranggo yang kental  dengan logadnya tersebut, tidak ada waktu tebuang sia-sia semua diisi dengan berbagai kegiatan menarik agar maba tidak jenuh dan bosan meskipun sedikit membuat mereka garang atas perlakuan kakak seniornya dalam memerintahkan seseuatu. Dan panitia sendiri   merasa cukup puas atas didikannya terhadap adik-adik dilihat dari keberhasilannya yang terungkap dari maba itu sendiri. Berikut penyataan perwakilan maba  Jumatul Adwiyah jurusan biologi dalam penyampaian kesan-kesan pada acara penutupan ospek Minggu sore, “Meskipun kami sudah digojlok sedemikian rupa selama dua hari ternyata saya baru sadar bahwa yang dilakukan kakak senior semuanya merupakan didikan dasar untuk melatih mental kami, dan jujur banyak hal yang dapat saya petik dari kegiatan ospek ini, salah satunya menambah pengetahuan saya dan memberikan motivasi agar saya dan teman-teman menjadi mahasiswa yang berkualitas.” Demikian penyampaian Alumni siswa SMA Negeri 1 Dompu tersebut.

Di tempat yang berbeda, mahasiswa semester III jurusan Bahasa Inggris yang baru mengikuti Ospek ini juga mengaku bahwa dirinya pribadi merasa mempunyai keberanian tampil di depan banyak orang yang saat itu menjadi pembawa acara pada penutupan ospek, berikut kutipan Nurul Hidayati pada awak media, “Jujur, jika tidak pada ospek ini saya baru berani tampil di depan banyak orang sebagai MC, dan ini merupakan pengalaman baru bagi saya.” Ujar Nurul terkesan.