Sabtu, 21 Juni 2014

cerpen Senyumanmu, Kado Terindah Dan Terakhir Untuk Ku

Senyumanmu, Kado Terindah Dan Terakhir Untuk Ku
Oleh Edy ss.
Milyaran tetesan air jatuh dari atas langit yang mendung, pemilik tak lagi mengeluarkan rupiah untuk menyiram bunga-bunga yang sudah mulai layu dipandang mata, berjuta nyawa makhluk hidup diluar sana akan tertolong, sebab, sumber kehidupan telah dilepaskan oleh sang Maha Pengatur kehidupan. Semakin bercucuran air hujan, suara gemuruh seakan tak mau mengalah darinya, kilatan petir pun seakan meminta sesembahan.
Terdengar samar-samar ketokan pintu dari depan rumahku “Siapa” teriakku dari dalam kamar, namun tak ada jawaban. Semakin mendekat suara ketukan itu semakin jelas. Ku buka horden jendela, ku lihat sepasang mata bulat sempurna dengan bulu mata lentiknya menambah keindahan untuk dipandang oleh setiap yang melihat
“bulan purnama” kata ku tak berbunyi.
Seakan aku tersihir oleh keindahan dan kecantikannya, buat aku termenung sejenak, pikiranku melayang, tangan bergerak-gerak menggores kaca jendela, tak sadar bahwa perempuan yang kukejar selama beberapa bulan ini sedang kedinginan diluar sana.
Tubuhku gemetar,gemetar dan terus saja gemetar, aku gemetar bukan karena dingin, tapi aku takut akan apa yang akan dia bawa. kubuka pintu dengan mengerahkan seluruh daya yang ada dalam diriku,
“Masuklah Asti, kau kedinginan, biar aku ambilkan handuk”
“gak usah,terima kasih,aku,,, aku hanya pengen kasih kertas ini” sebelum dia membalikkan tubuhnya, sekilat dia berikan senyuman terindah yang pernah dia berikan padaku, seakan berikan tanda dan jawaban atas pertanyaan hatiku, beberapa hari yang lalu.
“apakah mungkin dia sudah menerimaku”
Aku hanya terdiam, membayangkan kemungkinan-kemungkinan atas senyumannya yang begitu istimewa bagiku. Aku tak ingat, ternyata disela jari-jari tanganku ada kertas, kertas yang merupakan jawaban atas pertanyaan hatiku.
 “pelan,,,,,,,,,pelan…” ucapku sambil membuka kertas yang sudah agak basah itu
“AKU TERIMA KAMU SEBAGAI PACARKU”
Seakan tak percaya, dan masih tak percaya,,
“ini kenyataan atau hanya mimpi” sambil kucubit dan kupukul kedua belah pipiku
“akhirnya aku mendapatkannya”ucapku sambil tertawa bahagia,
Sekitar Sepuluh menit berlalu, aku masih tersenyum sendiri sambil berkhayal.  akhirnya hujanpun reda, saat aku bangun dari kursi menuju dapur rumah, terdengar ada keributan diujung jalan, selang beberapa rumah dari tempatku,,, semakin aku mendekat, segerumunan orang sedang mengangkat tubuh hitam berasap, aku semnakin penasaran siapa yang diangkat ini,
“terkena petir” beberapa orang teriak seperti itu
seluruh tubuhnya hitam mempersulit aku dan warga lainnya untuk mengenalnya, namun seakan aku mengenal warna dan gambar dari baju yang dikenakan perempuan yang tak bernyawa ini
“siapa… siapa…” ku coba untuk mengingatnya,
“ASTI RIANI” ucap salah seorang warga setelah membaca KTP yang ada didalam tas.
“ASTI”
“tidak mungkin”
“tidak mungkin”
“ini tidak mungkin”
Seketika aku jatuh tak berdaya, hanya lutut sandaran tubuh lemahku ini,  seakan aku tak percaya, aku hanya terdiam, terdiam dalam ketidak percayaan, beberapa menit yang lalu dia berikan aku kebahagiaan, beberapa menit yang lalu dia berikan aku sebuah masa depan yang indah, baru beberapa menit yang lalu aku resmi jadi kekasihnya.
Aku terjatuh, hanya beberapa menit TUHAN beri waktu aku untuk melihat bola matanya yang indah, hanya beberapa menit tuhan berikan aku melihatnya tersenyum dan hanya beberapa menit TUHAN jadikan dia kekasih ku..

Aku salah, aku salah, aku salah mengartikan senyumannya, senyuman itu bukan sebagai jawaban perasaanku padanya, tapi senyuman itu adalah tanda, tanda perpisahan dan tanda bahwa kau akan pergi jauh tinggalkan aku. Terima kasih atas senyumanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar