Senin, 23 Juni 2014

Hatiku, “Mati suri”


oleh: Edy SS.
Dunia dengan lampu kristalnya menyinari ruang sudut kamar tidur, bagian jasadku terasa ada kehangatan cahaya itu, beberapa hari aku tak pernah merasakan kesejukan udara pagi seperti saat ini. Bola mata terkejut menatap garis-garis cahaya yang masuk sedikit demi sedikit disela-sela jendela saat perempuan setengah baya membuka kain warna biru dengan pernak-pernik kuning telur menyala diatasnya.
“Apa kamu tidak capek nak tidur terus, tidak biasanya kamu seperti ini nak?” tegur perempuan tua yang memiliki 2 orang anak, dan aku adalah anak sulung dari ibu tua ini.
“ Sudah 5 hari ini kamu tak pernah keluar kamar, apa gerangan yang kamu pikirkan” sambil menggelengkan kepala,
Tak Mendengar aku menyahut atau bergerak bangun dari atas kasur, mama pun keluar dengan wajah muram ditambah garis-garis keriput diwajahnya terlihat dengan jelas ada kekhawatiran dan kesedihan dalam hatinya.
Seakan aku tak memiliki daya untuk mencungkil diriku sendiri terbangun dari kemanjaanku dari dipan persemidian ini, saat ingin terbangun, bayangan ketakutan, rasa malu yang berlebihan serta beban hidup yang mereka timpahkan semua padaku buat aku merasa lebih ringan jalani hidupku diatas tempat ini dan didampingi dengan bantal serta boneka marsupilami yang dibelikan oleh dae dua tahun silam sebelum ia pergi kembali menghadap sang Khalik.
Perlahan kuambil HP dari bawah bantal tidur yang hanya bisa ku jadikan sandaran kepala, sudah lima hari ini pula aku tak pernah mendengar ada suara bayi tertawa yang keluar darinya, ku tekan tombol merah, keluarlah cahaya dari benda mati buatan cina ini. Tak lama terdengar belasan kali suara pesan muncul dalam layar merah “5 Pesan Masuk”
“tris,, aku putus lagi dengan yanto,, alx dy dah tw lo aku pcaran jg sma fauzan,, gimana nich?? Bantuin aku bjukin yanto yah!! Please..”
 “npa g’ dtng klyah hr ne,,, Q mw crhat ne,, dtang ych,,dtang yach!/!!”
“Mfn Q yh dah prmainin perasaan Qm,,,,, 2 minggu lg Q nikah! Se X lg mfn Q”
“kk hr senin depan santi ujian,,, kirimin uang yah bwt bayar SPP!!!!!”
“sob,, kekmps krng cepat,, alx hr ini terakhir batas pmbyaran kuliah ne!?”
Saat aku jadi tulang punggung keluarga, biayain sekolah adik, kuliah dan hutang pada sang rentenir yang semakin menumpuk yang sekian bertambahnya hari selalu menghisap darah serta tulangku dan saat laki-laki yang sangat kupercayai telah mempermainkan diriku, janji dan ucapan manis yang membuat hatiku luluh tak berdaya ternyata merupakan jurus srigala ganas pada mangsanya.  Aku hanya sendiri, tak ada tempat aku untuk bersandar karena memang akulah sandaran dari teman-temanku.
“Teman!! Ya..teman!! hmmm….apa mereka temanku?????”
Teman yang hanya anggap aku sebagai gudang pembuangan dari masalah-masalah mereka, saat sedih aku sandaran mereka, tempat curhat, tempat cari nasehat dan sebagai motivator mereka. Namun, saat aku jadi mayat hidup seperti ini tak pernah terlihat mereka muncul disampingku.

Lebih baik aku tak pernah terbangun dari atas kasur ini. Tak ada curhat, tak ada omelan, tak sakit hati dan tak ada beban hidup “Marsupilami kecilku,,,, hanya kau yang selalu setia ada disampingku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar