Sabtu, 21 Juni 2014

HARUSKAH AKU MEMILIH

Oleh Edy SS.

Tangan tak berwarna, menahan dagu dalam beban pikir yang mendalam. beralaskan benda keras tak ku rasa ada kesakitan. Aku memilki dua tangan namun  keduanya tak pernah saling menyiksa, aku memiliki dua kaki tapi mereka saling berbagi mana yang harus melangkah terlebih dahulu, tapi hatiku hanya satu namun telah terbagi karena harus memilih.
Cinta berikan aku semangat untuk terus beraktivitas, hari-hari selalu berwarna saat untaian kalimat takjub terlontar dari dirinya buat jiwa ini meleleh dan terhanyut. Saat kedua bola matanya menghadap padaku  memancarkan cahaya yang mampu menembus kedalam tubuh ini, hidupku terasa terbang diawan-awan syurga, semua mata penghuninya tertuju padaku buat sang bidadari mengalah karena tak mampu bersaing dengan diriku.
Ku berikan semua apa yang harus aku berikan padanya, hanya mengharapkan beberapa kalimat cinta darinya. Kulakukan apa yang bisa aku lakukan, hanya untuk mengaharapkan lirikan tetesan cahaya yang berikan kehangatan dalam sanubari ini. Hanya 14 bulan ku buat bidadari iri serta mengalah padaku, hanya 14 bulan aku merasakan kehangatan yang begitu indah, semuanya telah hilang, terkubur oleh keegoisan, termakan oleh kedengkian, terhanyut oleh ketidak mampuan, terkikis oleh kesombongan dan keangkuhanmu.
kau buat aku dilema dalam kegelapan malam ini, kau buat bantal gulingku basah, basah karna tetesan air mata ku, apakah perlu aku harus memilih antara cinta dengan cita-cita? Perlukah ku memilih salah satunya dan kenapa kau tak terima bila aku harus memilih keduanya “kau dan cita-citaku”
Kucucurkan keringat dan tenaga untuk mengejar cita-citaku namun aku tak pernah jauh darim'u
”aku butuh waktu” jawabku saat dia berikan pilihan padaku tiga hari yang lalu
“aku tunggu jawabanmu malam minggu” jawabnya sambil berjalan menuju pintu gerbang kampus meninggalkan ku.
Beberapa menit lagi adalah batas waktu terakhir yang diberikan, “ cinta… cita-cita….. cinta… cita-cita….. cinta… cita-cita” dua kata selalu kuulangi.
Teringat saat dia berikan senyuman terindah yang pernah ku lihat selama ini, buat aku kembali luluh dalam ingatanku sendiri
“aku harus pilih dia”
Didepan rumah terdengar suara motor yang tak asing lagi ditelingaku, kupakai parfum dan beberapa perlengkapan kosmetik, kusiapkan senyuman terindah buat sambut kedatangannya,
ASSALAMU’ALAIKUM”
Wa’alaikumSalam” jawab ibu ku yang sedang duduk diruang keluarga sambil menonton TV bersama ayahku.
Masuk aja nak Raka”
“terima kasih bu,, saya duduk diluar aja”
Saat wanita tengah baya ini memanggilku, bergegas aku pun membuka pintu yang membatasi kamarku dengan kamar keluarga, terlihat ayahku berbaring tak beralaskan tikar dan tak memakai baju, terlihat kulit-kulinya yang kusut, urat-urat yang membiru dan terlihat jelas ruas-ruas tulang yang seakan tak ada daging yang menutupinya, serentak aku teringat akan nasehat K.Beb panggilan akrabku pada seorang pria hitam manis, teman sekaligus kakak seniorku dikampus
“sucikan niatmu untuk kuliah, bahagiakan orang tuamu dengan belajar, banggakan orang tua mu dengan prestasi dan berikan masa depan untuk orang tua mu dengan meraih cita-citamu”
Aku tak punya daya untuk melangkah, terbayang cucuran keringat keluar dari kulit keriput ayah, teringat saat keduan orang tua ku hanya mengunyah nasi putih dibumbui dengan garam agar berasa, teringat semua kerja keras, pengorbanan, cinta yangb begitu mereka berikan padaku, teringat nasehat mereka
”tugas ayah membiayai kehidupanmu, tugasmu meraih cita-cita Ayah”
”cita-citamu adalah cita-cita ayah”
Aku terdiam membisu, mengingat dan aku terus mengingat semua yang pernah ku alami, terasa ada kecerahan dalam hati dan akal sehatku, aku memang harus memilih. Aku keluar dengan penuh keyakinan atas apa yang ku pilih, aku mengahampirinya diteras rumah
Kukatakan “AKU TIDAK MEMILIH KAMU”

Ku lari masuk kedalam rumah, kudatangi kedua orang tuaku, ku peluk dan ku cium mereka, terbasah oleh derasnya air mata kedua nya terheran-heran dan tersenyum. AKU SAYANG IBU DAN AYAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar